TRADISI SYAWALAN II GEROBAG TUA DESA AMPIH
AmpihNews- Hari raya idul fitri adalah hari kemenangan bagi seluruh umat Muslim sedunia. Karena setelah satu bulan penuh berpuasa mereka mengakhirinya dengan tradisi halal bihalal, bersilaturahmi, serta berkumpul dengan sanak saudara.
Setelah melaksanakan sholat ied di masjid ataupun dilapangan mereka pun merayakan hari kemenangan dengan bersenang – senang, berkumpul bersama keluarga, juga mengadakan makan-makan bersama dengan keluarga. Setelah itu dilanjutkan dengan berkunjung ke semua tetangga untuk saling maaf-memaafkan.
Semua rutinitas tersebut tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun, ada lah satu tradisi unik di hari raya idul fitri, tradisi tersebut disebut Grobagan. Tradisi grobagan biasa dilakukan oleh masyarakat desa Ampih, Kebumen.
Tradisi Grobagan ialah tradisi di mana masyarakat setempat berbondong-bondong menuju pantai dengan mengendarai gerobak yang ditarik oleh kuda. Gerobak tersebut juga diberi ornamen rontek, tulisan, serta gambar. Selain itu iring-iringan juga dimeriahkan dengan pelengkap sound system.
Tradisi Grobagan biasanya dilakukan pada H+1 hari raya idul fitri. Di desa Ampih, Rute ini melalui desa Ampih, desa Kelapa Sawit, desa Arjowinangun, desa Sangubanyu, desa Bocor dan desa Setrojenar. Jarak yang ditempuh kurang lebih 7km.
Dimulai dari pukul 08.00 hingga pukul 11.00. Setelah itu dilanjut ke pantai Setrojenar dan berakhir pada sore hari.